Kekurangan
Everyone is ugly inside, including myself.
Kejelekan yang nggak akan disadari kecuali saat berhadapan langsung dengan konflik.
Mungkin di saat-saat damai tanpa konflik yang berhubungan langsung dengan pribadinya,
seseorang bisa merasa bahwa dia mengenal dirinya luar dan dalam, juga menerima segala kekurangan dan kelebihannya dengan baik.
Ketika konflik melanda,
ternyata semuanya tak semudah yang terlihat saat di masa-masa damai.
Kekurangan itu akan datang dengan sosoknya yang paling buruk. Lalu akan ada yang sekuat tenaga meyakinkan dirinya sendiri, bahwa semuanya tidaklah seburuk itu. Dia tahu kebaikan dan keburukannya, maka dia berusaha melihat kebaikannya, dengan harapan bisa keluar dari konflik.
Konflik memang berlalu, dan orang akan mengatakan bahwa konflik itu pergi karena kita berpikir positif. Berpikir positif yang dalam artian, lihatlah kebaikanmu, bahwa kekurangan itu tak pernah sebesar yang terlihat di saat konflik itu ada.
Tapi...
Pernahkah ada yang mencoba untuk menatap langsung kekurangan itu?
Tatap lekat-lekat, temukan wujud aslinya. Apakah yang seperti di masa damai, atau di masa konflik? Mungkin saja wujud aslinya adalah sesuatu yang lain--sesuatu yang tertutup oleh kesibukan akan mengurangi atau melebih-lebihkan.
Dan saat wujud asli itu ditemukan...
Would you loathe yourself?
Till next post.
-karasuhibari-
Kejelekan yang nggak akan disadari kecuali saat berhadapan langsung dengan konflik.
Mungkin di saat-saat damai tanpa konflik yang berhubungan langsung dengan pribadinya,
seseorang bisa merasa bahwa dia mengenal dirinya luar dan dalam, juga menerima segala kekurangan dan kelebihannya dengan baik.
Ketika konflik melanda,
ternyata semuanya tak semudah yang terlihat saat di masa-masa damai.
Kekurangan itu akan datang dengan sosoknya yang paling buruk. Lalu akan ada yang sekuat tenaga meyakinkan dirinya sendiri, bahwa semuanya tidaklah seburuk itu. Dia tahu kebaikan dan keburukannya, maka dia berusaha melihat kebaikannya, dengan harapan bisa keluar dari konflik.
Konflik memang berlalu, dan orang akan mengatakan bahwa konflik itu pergi karena kita berpikir positif. Berpikir positif yang dalam artian, lihatlah kebaikanmu, bahwa kekurangan itu tak pernah sebesar yang terlihat di saat konflik itu ada.
Tapi...
Pernahkah ada yang mencoba untuk menatap langsung kekurangan itu?
Tatap lekat-lekat, temukan wujud aslinya. Apakah yang seperti di masa damai, atau di masa konflik? Mungkin saja wujud aslinya adalah sesuatu yang lain--sesuatu yang tertutup oleh kesibukan akan mengurangi atau melebih-lebihkan.
Dan saat wujud asli itu ditemukan...
Would you loathe yourself?
Till next post.
-karasuhibari-
No comments: