[REVIEW-Anime] Kamisama no Inai Nichiyoubi (Sunday Without God)

Selamat malam semuanya!
Ini postingan baru, tapi materinya udah lumayan lama karena niat awalnya emang nggak dipost (buat ngelamar kerja jadi kontributor aja), jadi bahasanya juga lebih serius, ehehe. Telat banget juga soalnya Kaminai tayang waktu musim gugur tahun lalu. =..=

Tapi serius, cerita di Kaminai emang tipe kesukaan gue banget. Buat cerita bagus nggak pernah ada istilah telat, kan? *duessh*
Masih banyak kekurangannya, tentu saja, apalagi cerita yang kompleks begini cuma dirangkum dalam dua belas episode. Ini, mah, kejadiannya sama dengan Devil Survivor 2. SAYANG banget. ><

So,
Enjoy! (syukur-syukur kalo jadi minat terus ikutan nonton, atau ikutan jadi fangirlnya Hampnie *plak*)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KAMISAMA NO INAI NICHIYOUBI
“Apa yang Terjadi Jika Tidak Ada Kematian dan Kelahiran?”


            Lima belas tahun yang lalu, diceritakan bahwa surga telah penuh dan ada terlalu banyak manusia di dunia sehingga pada suatu hari, Tuhan akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan semuanya. Akibatnya, sejak hari itu tidak ada lagi bayi yang lahir. Populasi manusia berhenti bertambah. Hal ini diperburuk dengan fakta baru: manusia tidak bisa ‘mati’. Mereka bisa mati, tapi setelah mati mereka tetap bisa bergerak. Konsekuensinya, tubuh mati itu tidak akan bertambah tua namun membusuk tiap hari dan luka yang menyebabkan ‘kematian’ mereka tidak akan hilang. Para orang mati ini akan bisa benar-benar mati apabila mereka dimakamkan oleh seorang Gravekeeper.
            Para Gravekeeper bisa dibilang adalah mukjizat terakhir yang diberikan Tuhan untuk manusia. Ai, tokoh utama dari seri ini adalah salah satunya. Ketika ia berusia tujuh tahun, ibunya yang dikenal dengan nama Alfa, meninggal dunia. Orang-orang di desanya menunjuk Ai sebagai Gravekeeper untuk menggantikan sang Ibu. Sebagai tanda, Ai diberikan sekop Gravekeeper milik ibunya.


Saat ia berusia 12 tahun, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki bernama Hampnie Hambert. Alfa pernah memberitahu Ai bahwa ayahnya bernama Hampnie Hambert dan kelak ia akan datang mencari Ai di desa itu. Awalnya, Ai percaya bahwa Hampnie yang datang tiba-tiba ini adalah ayahnya. Tapi, laki-laki itu membunuh semua orang di desa Ai. Lalu, ia menyuruh Ai untuk menguburkan mereka semua. Tidak terima, Ai memburu Hampnie untuk mengetahui alasan laki-laki itu membunuh orang-orang yang ia sayangi. Tapi, Hampnie tidak memberitahu alasannya. Ia hanya mengatakan bahwa ia sedang mencari seorang wanita bernama Hana, lalu memberitahu Ai bahwa gadis kecil itu bukanlah seorang Gravekeeper. Berkat hal itu, Ai yakin kalau Hampnie yang ini bukanlah ayah kandungnya.
            Pada saat itu, datanglah Gravekeeper lain dengan nama Scar. Hampnie menunjukkan pada Ai bahwa Scar adalah contoh Gravekeeper yang sesungguhnya. Scar selalu tersenyum, tidak menunjukkan emosi, tidak punya orangtua, memiliki daya ingat kuat, dan tidak memiliki nama kecuali sebutan yang orang-orang berikan padanya. Saat Hampnie meminta Scar untuk mengubur ulang semua penduduk desa, Scar mengatakan kalau ia sama sekali tidak merasakan jiwa orang mati di desa Ai. Hal ini membuat Hampnie kaget, karena itu menandakan bahwa Ai juga memiliki kemampuan untuk memakamkan orang mati meski tidak punya ciri-ciri khas seorang Gravekeeper.
            Kenapa Ai memiliki kekuatan Gravekeeper? Meski tidak ada kelahiran sejak lima belas tahun yang lalu, bagaimana Ai yang berusia dua belas muncul? Siapakah Hampnie Hambert? Bagaimana nasib Ai yang sebatang kara tanpa orang-orang desa yang melindunginya? Apa yang terjadi pada dunia, jika orang mati bisa terus ‘hidup’ dan tidak ada lagi bayi yang lahir? Semua pertanyaan itu adalah misteri yang mewarnai anime Kamisama no Inai Nichiyoubi (Kaminai.)
            Anime produksi studio Madhouse ini merupakan adaptasi dari light novel berjudul sama karya Kimihito Irie. Anime yang tayang selama bulan Juli sampai September 2013 ini memiliki 12 episode yang dibagi dalam empat arc.
            Episode 1-3 menceritakan pertemuan Ai dengan Hampnie Hambert, Scar, dan Julie Sakuma Dmitriyevich—teman Hampnie yang datang untuk membalas dendam karena istrinya yang sudah ‘mati’ dibunuh oleh Hampnie, serta keputusan Ai untuk menjelajahi dunia di luar desanya. Episode 4-6 bercerita tentang kota pertama yang disinggahi oleh Ai—kota orang mati, Ortus. Episode 7-9 berpusat pada Gora Gakuen, sebuah sekolah yang menampung anak-anak dengan kemampuan spesial. Lalu, seri ini ditutup dengan arc terakhir, episode 10-12, tentang kelas 3-4 di Ostia yang menjadi penyebab berulangnya waktu satu tahun tiap tanggal 28 Juli di kota itu. 




            Selain mengangkat tentang masyarakat yang mulai hancur karena perubahan besar yang tak terduga, Kaminai juga kental dengan tema seputar harapan yang menjadi nyata. Di dunia Kaminai, apabila ada seseorang yang mengharapkan sesuatu dengan sungguh-sungguh, maka harapan itu akan dikabulkan. Orang-orang percaya bahwa itu juga merupakan mukjizat terakhir yang ditinggalkan Tuhan selain para Gravekeeper. Namun, tiap harapan yang dikabulkan memiliki konsekuensi sendiri.
            Contohlah Hampnie, laki-laki yang berharap agar istri dan anaknya akan mengantar kepergiannya saat meninggal nanti. Harapan ini menjadikan tubuhnya abadi, lukanya sembuh dengan cepat dan ia benar-benar tidak bisa mati. Akan tetapi, hal itu justru menimbulkan ketakutan bagi Hampnie, apabila semua orang sudah mati, apakah ia akan jadi satu-satunya manusia hidup? Kemudian tentang kelas 3-4 yang berharap sepenuh hati agar hari-hari menyenangkan mereka tidak akan pernah berakhir, hingga akhirnya tercipta sebuah dunia yang terus berulang tiap tanggal 28 Juli.     
            Ai sendiri memiliki harapan untuk menyelamatkan dunia. Ia berkelana dengan Julie dan Scar sebagai teman perjalanan. Umurnya yang masih sangat muda tentu berpengaruh pada cara pikirnya. Ai masih sangat polos. Kepolosan ini kadang membuat kesal orang yang ia temui, namun tidak jarang orang justru kagum karena masih dapat menemukan kepolosan di dunia yang rusak itu. Akan tetapi, pertemuan dengan berbagai orang dan masalah tentu mengundang perubahan dalam diri Ai. Lama kelamaan ia sendiri mulai mempertanyakan tujuannya sendiri.
            Konsep dunia pada anime ini sebenarnya sangat gelap dan dalam. Kaminai memiliki potensi untuk berkembang menjadi sebuah anime dengan cerita fenomenal. Sayangnya, tipikal anime adaptasi dari media lain, cerita terkesan terlalu cepat. Banyak karakter datang dan pergi tanpa mengalami pendalaman atau perkembangan. Hal ini membuat penonton kurang memiliki rasa terikat pada karakter, hingga efek emosional yang ingin dicapai oleh anime ini tidak begitu berhasil. Banyak misteri yang diberikan, namun terlalu sedikit jawaban yang diungkap. Beberapa plot dan karakter bahkan tidak memberikan banyak kontribusi pada cerita selain sekedar numpang lewat. Desain karakter sangat tipikal anime dan tidak memiliki sesuatu yang spesial. Bagi beberapa orang, penggambaran sosok Ai yang mungil dan kelewat moe mungkin agak mengalihkan perhatian dari cerita yang ingin dinikmati.
            Nilai tambah anime ini terletak pada warna-warna yang mendominasi setting. Sebagian besar adegan diwarnai dengan warna hangat dari matahari terbenam. Kemudian, musik yang menjadi latar belakang juga turut membangun mood cerita. Suasana yang suram dan misterius diperkuat dengan musik. Begitu juga dengan ending dari tiap episode, yang diisi dengan lagu penutup yang mampu mengaduk-aduk perasaan penonton. Musik juga memiliki faktor penting dalam membuat penonton melupakan sejenak logika dan pertanyaan untuk menikmati akhir cerita.
            Meski memiliki banyak kekurangan, Kaminai tetaplah sebuah anime dengan konsep yang luar biasa. Banyak celah dalam ekskusinya, tapi masih dapat memberikan hiburan yang bisa dinikmati sambil bersantai.
-END-

1 comment:

  1. Aku baru selesai nonton ini,dan aku rasa masih kurang,ceritanya agak gantungin dikit..tapi secara detail gak sih..aku ajah yang rasanya pengen nambah ceritanya hahahaha

    ReplyDelete

Powered by Blogger.